Rabu, 22 November 2017

PENGERTIAN JUAL BELI MENURUT ISLAM

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dalam dunia usaha atau bisnis pasti akan mengalami yang namanya transaksi atau jual beli, nah dalam jual beli ada beberapa yang harus ada dalam jual beli tersebut, karena itu sebagai pelaku usaha atau bisnis maka harus mengetahui ilmu tentang jual beli yang benar dan yang memang syah menurut agama.


1. Pengertian Jual Beli

Jual beli secara umum artinya pertukaran atau saling menukar barang, sedangkan menurut ilmu islam tentang jual beli adalah menukar barang dengan barang yang lain yang memenuhi syarat dan rukun jual beli tersebut, jadi menurut agama Islam jual beli itu ada rukun, syarat, dan sebagainya yang harus di lakukan oleh orang yang melakukan jual beli tersebut, jika salah satu dari syarat dan rukun jual beli ada yang tidak di lakukan maka menurut pandangan Islam jual beli-nya tidak jadi atau tidak syah. Karena sebenarnya dalam transaksi jual beli tersebut kedua pihak tidak ada yang di rugikan dan sebagainya, jika dalam transaksi dari dua pihak salah satunya ada yang di rugikan maka hal tersebut tidak diperbolehkan, Contoh banyak di daerah kita yang jual beli-nya dengan mengira-ngira atau taksiran, seperti bandar jengkol memborong jengkol seseorang dengan taksiran, berarti dalam hal tersebut pastinya ada salah satu dari kedua pihak ada yang di rugikan karena barang yang akan di jual atau di beli belum jelas banyak sedikitnya barang tersebut.

Maka jika Anda adalah salah seorang pembisnis atau wirausaha dan sering terjadi transaksi jual beli, Maka Anda harus benar-benar mengerti masalah jual beli tersebut atau masalah akad jual beli. Karena jika Anda tidak mengerti dalam masalah jual beli bisa-bisa Anda salah dalam aturan jual beli dan Anda tidak syah jual beli-nya.

Karena dalam Al Qur'an telah di jelaskan yaitu : واحل الله البىع وحرم الربوا
Artinya: Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Jadi jual beli memang halal hukumnya, tetapi jika jual beli tersebut ada unsur riba-nya maka jual beli tersebut jadi haram karena ada faktor riba-nya. maka sebagai pengusaha bahwa harus hati-hati dalam transaksi jual beli. Kanjeng Nabi pernah menjadi pengusaha yang sukses, tetapi kanjeng Nabi Muhammad SWT menjalankan bisnsinya dengan jujur dan menuruti aturan agama islam, bahwa Nabi Muhammad SWT telah memberi contoh yang benar kepada para pengusaha harus benar dan jujur dalam usaha nya, maka orang tersebut akan bisa sukses dan di hargai para pelanggan-nya.

Karena dalam Al-Qur'an di jelaskan : يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٖ مِّنكُمۡۚ 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu . . . (Q.S. An-Nisa': 29)

Jika dalam transaksi ada unsur riba-nya maka sama saja Anda memakan harta orang lain, maka dalam hal itu Allah memerintahkan bahwa sebagai sesama umat manusia yang beriman bahwa jangan pernah memakan hak orang lain yang memang bukan hak kita sendiri.

Jaman sekarang kebanyakan orang tidak mementingkan masalah akad jual beli tersebut, bahkan tidak sedikit orang yang tidak jujur masalah jual beli, karena memikirkan keuntungan semata jadi rukun dan syarat akad jual beli tidak di gunakan padahal hal tersebut adalah di salahkan oleh agama, karena sebab itu banyak pengusaha yang tidak mendapatkan keberkahhan dari usaha nya tersebut.

2. Rukun Jual beli Dan Syarat Jual Beli

Tanpa adanya rukun dan syarat jual beli terhadap orang yang jual beli maka jual beli-nya tidak jadi atau tidak sah, maka karena itu pada pengusaha yang sering melakukan jual beli maka harus paham dengan Rukun dan syarat jual beli tersebut di antaranya:
  • Kedua belah pihak adalah orang yang berakal sehat, maka jual beli yang di lakukan oleh orang gila maka hukumnya tidak sah, atau ada orang dari salah satu kedua pihaknya ada yang mabuk maka jual beli-nya tidak sah, karena orang yang lagi mabuk tidak memiliki akal yang sehat.
  • Antara Penjual dan pembeli harus sama-sama rela, dan tidak terpaksa. Jadi dalam jual beli tidak di benarkan jika salah satu dari pihak pembeli atau menjual ada yang tidak rela maka hukum jual beli-nya tidak jadi  atau sah, atau juga salah satu dari kedua pihak ada yang merasa di rugikan maka itu juga tidak sah, makanya dalam jual beli ada yang tidak di benarkan menaikan harga terlalu tinggi atau melebihi dari harga barang tersebut, dan juga sebaliknya jika menjual tidak mendapatkan bati maka tidak di perbolehkan, semuanya harus sama-sama rela dari kedua pihak penjual dan pembeli.
  • Orang yang melakukan jual beli baik penjual atau pembeli adalah sudah balig. Balig adalah jika seseorang sudah melakukan syarat balig seperti sudah masuk umur, atau pernah keluar haed kalau di kaum hawa dan sebagainya. Maka jika ada orang jual beli yang belum balig dari salah satu kedua pihak penjual dan pembeli maka hukum jual beli-nya tidak di perbolehkan.

Rukun Jual Beli

Jual beli akan di nyatakan sah jika sudah memenuhi rukun jual beli seperti berikut :
  1. Adanya penjual dan pembeli 
  2. Adanya benda yang di jual
  3. Alat tukar yang sah
  4. Ijab dan kabl

Nah ke empat rukun di atas adalah diharuskan ada dalam bidang jual beli, jika salah satu dari rukun di atas tidak memenuhi maka jual beli-nya tidak sah atau tidak jadi menurut pandangan agama Islam, tetapi jaman sekarang banyak yang jual beli tidak menggunakan ilmu atau rukun jual beli nya, padahal hal ini sangatlah penting bagi kita yang sering kali melakukan jual beli.

Syarat sah jual beli

Jual beli akan di bilang sah jika memenuhi syarat-syarat tertentu seperti
  1. Jual beli harus dilakukan oleh orang yang berakal, agar tidak terjadi penipuan dalam jual beli.
  2. Jual beli dilakukan atas kemauan sendiri jangan sampai ada unsur paksaan atau sebagainya.
  3. Barang yang di perjualkan harus yang bermanfaat atau bukan barang haram.
  4. Penjual dan pembeli harus balig atau sudah dewasa

Syarat barang yang boleh di jual belikan

  1. Keadaan barang harus suci atau bisa di sucikan, bukan barang yang haram atau sebagainya
  2. barang yang di jual memiliki manfaat
  3. barang yang di jual milik sendiri atau milik orang lain yang memang sudah di perintahkan oleh pemilik barang, bukan barang curian.
  4. Barang yang di jual bisa di serah terimakan, supaya menghilangkan faktor penipuan.
  5. Barang  yang di jual harus di ketahui dengan jelas dalam semua segi luar dan dalam.

Ijab Kabul

Ijab adalah pertanyaan penjual barang sedangkan kabul adalah jawaban dari pihak pembeli barang, dengan demikian ijab kabul merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli atas dasar suka sama suka. Contoh : Penjual. Saya jual tanah ini kepadamu dengan harga 400 juta. Pembeli. Saya terima tanah ini dengan harga tersebut.

Kesimpulan

Dalam bidang jual beli tentunya kita harus memahami semua syarat, rukun, dan barang yang dapat di jual belikan, tentunya semua ini untuk menghindari dari harta riba, karena jika kita memakan harta riba itu haram hukumnya, terkadang dalam masalah jual beli kita di sepelekan padahal semua manusia sehari-harinya akan melakukan yang namanya jual beli, maka coba bayangkan jika jual beli kita tidak sah, maka selama ini kita memakan makanan yang haram begitu juga keluarga kita, maka dari itu pahami rukun dan syarat jual beli supaya kehidupan kita bersih dari yang namanya riba atau memakan/memakai barang yang haram.

Catatan:
Bagi par pelaku penjual maupun pembeli jangan memikirkan dari segi hasilnya saja dalam masalah jual beli, tetapi yang penting adalah sah atau tidaknya jual beli tersebut, karena ini adalah faktor penting untuk semua keluarga kita, coba kita ingat jika kita membeli salah satu barang makanan kemudian kita tidak sah dalam jual belinya dan kemudian makanan tersebut kita kasih sama anak kita dan keluarga kita, maka hal tersebut sama saja memakan makanan yang haram begitu juga anak kita yang masih kecil ikutan makan yang haram juga dan semua itu akan mempengaruhi kepada sikap laku anak kita kelak. maka hati-hati dalam masalah jual beli jangan sampai lupa syarat dan rukun jual beli, karena hal tersebut akan mempengaruhi keadaan hidup keluarga kita kelak.
Previous Post
Next Post