Rabu, 06 Desember 2017

PERSIAPAN PENGEMBANGBIAKAN AYAM BANGKOK

Sebelum melanjut ke pembahasan tentang persiapan pengembangbiakan ayam bangkok saya sarankan Anda membaca cara pengembangbiakan ayam bangkok terlebih dahulu, agar Anda bisa lebih memahami tentang ayam bangkok tersebut. Jika Anda sudah membacanya mari kita lanjutkan ke tahap persiapan pengembangbiakan ayam bangkok.

Persiapan Kandang

Sebelum membuat kandang, kita harus memperhatikan lingkungan di sekitar lokasi. Persyaratan lokasi antara lain sebagai berikut.



  1. Letak kandang jauh dari keramaian atau pemukiman warga.
  2. Daerah yang akan di jadikan lokasi kandang soyogianya di pertimbangkan secara ekonomis, seperti transportasi, ketersediaan sumber air bersih, dan bahan pakan.
  3. Lokasi kandang hendaknya tidak berada pada tanah yang labil.
Dalam hal perencanaan tersebut perlu juga diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut.
  1. Konstruksi kandang tidak mudah roboh dan mempunyai umur teknis yang cukup lama.
  2. Ukuran dan model kandang harus di sesuaikan dengan target dan rencana peternak.
  3. Bahan-bahan yang diperlukan cukup ekonomis, efisien, serta praktis.
  4. Konstruksi di atur sedemikian rupa sehingga tidak memudahkan binatang liar masuk kandang.
  5. Susunan kandang perlu di atur, posisi kandang tidak berdekatan dengan gudang dan kamar telur.
  6. Ventilasi kandang harus baik. 
Dalam pemilihan tipe kandang, saya memberi saran alternatif pilihan, antara lain dengan menggunakan sistem kandang yang berbentuk ren.

Sarang Pengeraman

Sarang tempat bertelur dan mengeram disediakan dalam petak-petak dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 75 cm, dan memakai pembatas dari gedek (tapas) dengan landasan dari kayu. Gedek berfungsi untuk mempertahankan kesejukan ruangan sehingga tidak merusak bulu ayam. Lantainya dibuat bertingkat agar kotorannya jatuh kebawah. sarang yang ideal beralaskan pasir dan tanah; gunanya adalah agar mudah menyerap sinar matahari sehingga pada malam hari masih terasa hangat. Kehangatan berpengaruh terhadap telur-telur, misalnya tidak akan pecah jika terinjak kaki ayam karena telur akan segera bergeser-geser.

Selama dalam pengeraman, usahakan untuk tidak masuk ke kandang karena akan mengganggu ayam. Ayam tidak betah dan akan selalu turun sehingga banyak telur yang tidak akan menetas. Salah satu tindakan untuk menghindari kutu adalah jangan menaburkan bubuk kapur barus di bawah sarang pengeraman.

Memilih Telur Untuk Di Tetaskan

Tidak semua telur yang di eramkan menetas. Untuk mengetahui telur yang baik, harus di perhatikan bentuknya dan bobotnya. Telur bagian luar akan bertanda kerabang halus, rata, bersih, dan tidak cacat atau pun retak. Bagian dalam hendaknya kuning telur berada di tengah, tidak goncang, dan tidak terdapat bintik-bintik darah. Bagian dalam telur bisa dilihat dengan cara memakai teropong.
Adapun kriteria pemilihan telur yang baik adalah sebagai berikut.

  1. Telur diusahakan dari induk yang betul-betul sehat dan baik dan tidak dalam kondisi terserang penyakit.
  2. Bentuk dan ukuran telur oval, yakni ujung satunya kelihatan runcing dan ujung lainnya tumpul. Jangan pilih telur yang cenderung bulat atau lonjong.
  3. Telur tetas hendaknya bersih dan kerabangnya benar-benar bebas dari segala kotoran yang menempel. Telur yang kotor dapat dibersihkan dengan memakai kapas yang terlebih dahulu di celupkan kedalam alkohol 70%. Sewaktu membersihkan, kita perlu menjaga supaya karabangnya jangan sampai retak tidak bisa menetas.
  4. Masalah penyimpanan perlu diperhatikan. Telur hendaknya di simpan dengan posisi bagian tumpul berada di atas. Penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan telur rusak sehingga penetasan kurang baik. Umur penyimpanan telur hendaknya tidak melebihi dari 1 minggu, sejak di keluarkan dari induknya. Jika terlalu lama disimpan, akan berkurang daya tetasanya. Suhu yang ideal untuk penyimpanan telur berkisar 10-30⁰C dengan kelembaban 80-85%. Telur calon anak ayam jantan biasanya besar dan panjang, sedangkan calon anak ayam betina besar dan bulat.
Menurut beberapa peternak, untuk mendapatkan ayam jantan, perkawinan hendaknya di lakukan siang hari dan sore hari karena saat itu nafsu ayam betina lebih besar daripada jantan. Sebaliknya, perkawinan yang dilakukan pagi hari akan menghasilkan anak ayam betina karena pagi hari nafsu ayam jantan lebih besar daripada betina.
Previous Post
Next Post