Kamis, 11 Mei 2017

CARA MEMULAI USAHA BUDI DAYA LOBSTER AIR TAWAR

A. Lokasi Budi Daya Lobster Air Tawar

Budi daya lobster air tawar memang mudah dan dapat dilakukan di mana saja. Wilayah Indonesia yang beriklim tropis memiliki prospek yang sangat besar untuk budi daya lobster air tawar. Iklim dan lingkungan yang menyerupai habitat aslinya memungkinkan untuk budi daya sepanjang tahun. Meskipun demikian, pemilihan lokasi usaha akan sangat berpengaruh terhadap hasil, biaya, dan kemudahan dalam melakukan budi daya. Karena itu, pemilihan lokasi ini harus benar-benar dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Ada beberapa faktor utama yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih lokasi budi daya. Faktor-faktor itu antara lain sarana dan prasarana budi dayaa, faktor kualitas air, serta faktor ekonomis.
Untuk menghemat biaya, lokasi budi daya yang dipilih sebaiknya memiliki sarana, prasarana, dan kualitas air yang mendukung usaha. Selain itu, lokasi yang dipilih sebaiknya berdekatan dengan sumber pakan, baik pakan alami maupun buatan. Sebagai contoh, lokasi yang berdekatan dengan perumahan biasanya memudahkan petani dalam mendapatkan pakan alami berupa jentrik nyamuk. Lokasi yang jauh dari tempat membeli pakan buatan, obat, dan peralatan penunjang membuat petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkannya. Begtu juga dengan tempat pemasaran. Jika lokasi budi daya jauh dari sentra pemasaran atau petani lain, petani akan menemui kesulitan dalam menjual lobsternya.
Usaha budi daya lobster sekala kecil dapat dilakukan di tempat yang tidak terlalu luas. Bahkan, halaman rumah tinggal dapat digunakan sebagai tempat budi daya dengan waah akuarium atau bak plastik.
Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah faktor keamanan di lokasi budi daya. Mengingat lobster air tawar memiliki harga yang cukup tinggi, tentu saja akan memungkinkan orang-orang tidak bertanggung jawab melakukan hal yang tidak kita inginkan.

B Wadah Pemeliharaan Lobster Air Tawar

a. Kolam Semen

Pembudidaya lobster sekala besar sebaiknya menggunakan wadah berupa kolam yang terbuat dari semen. Selain dapat menampung udang, kolam semen juga bersifat permanen, sehingga dapat digunakan secara berulang-ulang. Namun, jika tidak tersedia lahan yang memungkinkan untuk membuat kolam, dapat digunakan bak plastik, bak semen, bak fiberglass, atau akuarium. Pemilihan ini tentunya terkait dengan jumlah lobster yang akan dipelihara dan jumlah modal untuk usaha. Saya dalam membudidayakan lobster menggunakan wadah berupa kolam semen dan akuarium. Kolam semen digunakan untuk pembesaran dan pemeliharaan lobster dewasa. Akuarium digunakan untuk pemeliharaan lobster muda dan penjodohan induk. Cara ini cocok dilakukan para petani yang tinggal di kota dengan lahan yang terbatas.
Kolam semen dapat dibuat berbentuk segi empat dengan ukuran 2 x 3 x 0,5 m. Ukuran dan jumlah kolam yang dibuat harus disesuaikan dengan luas lahan dan jumlah lobster yang akan dipelihara. Namun, untuk budi daya dalam jumlah besar sebaiknya kolam tidak dibuat terlalu luas, tetapi berukuran sedang dengan jumlah banyak (ditambah jika perlu). hal ini bertujuan memudahkan perawatan, penyeleksian, dan mengontrol lobster. Dingding-dingding kolam sebaiknya dibuat licin agar lobster tidak dapat merayap ke luar kolam, mengingat lobster terkenal sebagai binatang pengembara yang tangguh. Ia dapat bertahan beberapa jam di daratan tanpa air.
Untuk memudahkan pengurusan air, dasar kolam dibuat miring kesatu sudut dengan kemiringan 5-10 drajat.  Di sudut tersebut dibuat lubang pembuangan yang dapat ditutup dengan pipa pralon. Pipa yang digunakan adalah PVC berdiameter 4 inci. Pipa di potong sesuai dengan ketinggian air yang dipertahankan. Sisi-sisi bagian atasnya, kira-kira 5 cm (atau setinggi permukaan air) dari ujung atas, dilubangi dengan diameter 0,5 cm.
Pipa pembuangan juga dapat dibuat dengan menutup bagian atasnya menggunakan kawat kasa, sehingga lobster tidak dapat masuk ke dalamnya. Pipa paralon ini berguna untuk mencegah meluapnya air hujan atau air sirkulasi, sehingga ketinggian air selalu terjaga. Pemeliharaan lobster air tawar tidak membutuhkan air yang terlalu banyak. Ketinggian air yang digunakan cukup 10-15 cm dari dasar kolam. Lubang di sisi-sisi pipa dapat dibuat dengan solder atau besi berbentuk bulat yang dipanaskan. Untuk keperluan pengurusan, pipa dilubang pembuangan di ganti dengan pipa yang sepanjang sisinya berlubang. Untuk kolam yang berisi lobster yang masih kecil, pipa dilapisi dengan kain kasa. Dasar kolam sebaiknya juga dibuat lebih tinggi daripada permukaan tanah di luar kolam. Hal ini dimaksudkan agar kotoran yang berada di dasar kolam bisa dibersihkan dengan cara disedot dengan selang.
 Di bagian luar lubang pembuangan dibangun parit kecil mengelilingi kolam. Parit ini berfungsi untuk mengalirkan air kurasan atau luberan dari kolam. Air dari parit ini dialirkan ke tempat pembuangan. Kolam pemeliharaan yang terletak di luar ruangan sebaiknya dilengkapi dengan naungan agar lobster yang dipelihara tidak terkena  cahaya matahari secara langsung. Naungan ini juga berguna untuk mempertahankan fluktuasi suhu air akibat panas matahari. Naungan dapat dibuat dari bahan paranet dengan ketinggian 2-2,5 meter dari dasar kolam.

b. Akuarium

Akuarium dapat digunakan sebagai wadah pemeliharaan jika budi daya yang dilakukan bersekala kecil. Selain ringkas dan tidak memakan tempat, keuntungan penggunaan akuarium adalah memudahkan pengawasan dan pengontrolan lobster. Akuarium dapat dibuat dengan ukuran 0,5x1x0,5 m. Akuarium dapat dibuat dari bahan kaca dengan ketebalan 0,5 cm. Sepanjang bibir atas akuarium dipasang kaca dengan lebar 5 cm dan panjang di sesuaikan dengan dingding akuarium. Ketinggian air untuk pemeliharaan lobster adalah sekitar 10-15 cm. Akuarium harus dilengkapi dengan aerator untuk mempertahankan air akuarium tetap segar dan menjaga kandungan oksigen di dalam air tetap tinggi. Hal ini berbeda dengan kolam yang menggunakan air mengalir untuk menjaga kesegaran dan suplai oksigen di air.
Ukuran akuarium dapat dibuat lebih besar jika lobster yang dipelihara di dalamanya lebih banyak. Untuk keperluan pembenihan, akuarium berukuran 0,5 x 1 x 0,5 m dapat digunakan untuk perkawinan induk sebanyk 1 set (3 ekorlobster jantan dan 5 ekor betina). Akuarium untuk pemeliharaan anakan lobster yang besarnya sama dengan akuarium pembenihan dapat di isi anakan sesuai dengan jumlah anakan yang menetas dari 1 ekor induk betina. Akuarium berukuran besar yang digunakan untuk pemeliharaan lobster dewasa dibuat dengan patokan tangan pemilik dapat menjangkau sudut bawah dingding akuarium yang bersebrangan. Hal ini memudahkan pemilik menangkap dan menjangkau lobster. Berbeda dengan di kolam semen, pemilik tentunya tidak dapat masuk kedalam akuarium untuk menangkap lobster yang dipelihara.
Agar yang tidak terlalu luas dapat dimanfaatkan secara optimal, akuarium dapat dibuat dengan sistem bertingkat. Jarak akuarium bawah dengan akuarium yang di atasnya sekitar 10-15 cm, sehingga tangan pemilik dapat menjangkau seluruh dasar akuarium. Akuarium untuk pemeliharaan dapat diletakkan, baik di halaman rumah, garasi, maupun di loteng.

Previous Post
Next Post